Malam ini,kurasa akan menjadi malam
yang
amat panjang buatku,
Mataku
sama sekali enggan terpejam
Pacu
jantungku berdetak tak karuan
AKU
MENUNGGU HUJAN!!!
Namaku Cacha Kirei Ame, biasa di
panggil Cacha.Yah,aku adalah peranakan Indo-Jepang,ayahku adalah orang Jepang
asli dan ibuku adalah orang Indonesia.Cacha sendiri artinya diambil dari nama
ibu dan ayahku.Canita dan Chaimura
Sinjo, sedangkan Kirei artinya wanita cantik
dan Ame artinya hujan . Kata mama aku lahir disaat hujan.
Langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan. Pandanganku beralih pada seorang cowok yang berdiri dekat pintu. Cowok berkulit putih dan berbadan cukup tinggi namun sedikit kurus. Tara,Tara Wibisono itulah namanya. Aku mengenalnya sejak lama, namun dia tak mengenalku. Hanya sejak kita masuk SMP yang sama dia jadi kenal padaku.
"Hey, ngelamunin apa
sih?"suara itu mengagetkanku. Suara sahabatku, Gita.
"eeh, gak kok"jawabku
dengan agak gugup.
"kamu gak pulang Cha? udah mau hujan loh",sambung Gita.
"Aku nunggu jemputan Ta , kamu duluan aja gak apa-apa",sahutku.
"Kenapa gak bareng si Tara aja sih,rumah kalian kan searah"
"gak Ta,aku takut ngerepotin dia"
"Oh, ya udah duluan ya?"
"kamu gak pulang Cha? udah mau hujan loh",sambung Gita.
"Aku nunggu jemputan Ta , kamu duluan aja gak apa-apa",sahutku.
"Kenapa gak bareng si Tara aja sih,rumah kalian kan searah"
"gak Ta,aku takut ngerepotin dia"
"Oh, ya udah duluan ya?"
Aku hanya menganggukkan kepala.
***
Keringat membasahi tubuhku, ku
rapikan segera perlengkapan untuk kegiatan persami di SMP baruku.
Jangan sampai aku telat dan kena hukuman dari kakak-kakak OSIS.Tapi harapanku sia-sia, baru saja ku langkahkan kaki masuk ke sekolah kakak-kakak OSIS sudah menunggu di pintu dengan wajah yang kelihatan marah.
Jangan sampai aku telat dan kena hukuman dari kakak-kakak OSIS.Tapi harapanku sia-sia, baru saja ku langkahkan kaki masuk ke sekolah kakak-kakak OSIS sudah menunggu di pintu dengan wajah yang kelihatan marah.
"Cepat masuk! Niat ikut
kegiatan ini gak sih? Gak disiplin banget, datang telat lagi!" kata salah
seorang dari mereka.
"Iya kak, maaf saya telat"
jawabku.
Setelah terbebas dari kemarahan mereka aku segera masuk menemui Gita yang kebetulan satu regu denganku.
Acara persami berjalan dengan lancar, tiba waktunya kita untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku menunggu ayah menjemputku. Ku lihat Tara yang berjalan dengan lemas dan wajah yang pucat. Mungkin dia kelelahan karena semalam dia kena hukuman gara-gara anggota kelompoknya banyak yang melanggar peraturan.
Dia duduk tak jauh dari tempatku berada, tiba-tiba ada yang membasahi pipiku. Apa, air mata? Aku menangis, tapi mengapa aku menangis? Aku menangisi keadaan Tara yang seperti itu.
Apa artinya ini?
Setelah terbebas dari kemarahan mereka aku segera masuk menemui Gita yang kebetulan satu regu denganku.
Acara persami berjalan dengan lancar, tiba waktunya kita untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku menunggu ayah menjemputku. Ku lihat Tara yang berjalan dengan lemas dan wajah yang pucat. Mungkin dia kelelahan karena semalam dia kena hukuman gara-gara anggota kelompoknya banyak yang melanggar peraturan.
Dia duduk tak jauh dari tempatku berada, tiba-tiba ada yang membasahi pipiku. Apa, air mata? Aku menangis, tapi mengapa aku menangis? Aku menangisi keadaan Tara yang seperti itu.
Apa artinya ini?
***
Setelah kejadian hari itu aku merasa
ada yang berbeda pada diriku ketika melihat Tara, ada getaran, ada perasaan
lain di hatiku. Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Jantungku berdegup kencang ketika di
dekatnya, dan aku merasa rindu jika dia tak ada. Tapi apakah ini perasaan yang
benar? Baru pertama kali ku rasakan perasaan seperti ini.
Seminggu berlalu dan perasaanku
semakin tak menentu.Kali ini aku benar-benar yakin bahwa aku jatuh cinta pada
Tara, dialah cinta pertamaku. Namun betapa kecewanya diriku ketika tau bahwa Tara
ternyata telah memiliki seorang kekasih. Aku benar-benar patah hati saat itu.
Sahabat
baikku, Gita menyuruhku untuk sabar namun meski begitu aku tak pernah bisa
melupakan Tara, aku begitu menyayanginya. Hingga 3 bulan berlalu aku mendengar
berita bahwa Tara sudah putus dengan pacarnya, betapa bahagianya aku mengetahui
hal itu. Entah karena apa tiba-tiba saja aku dan Tara menjadi sangat akrab. Aku
dan Tara jadi lebih sering ngobrol dan bercanda lewat sms. Namun aku tetap tak
pernah berani mengungkapkan apa yang sesungguhnya aku rasakan pada Tara. Aku
hanya mampu memendam perasaan cinta ini dalam hatiku. Hingga suatu ketika
kecerobohankulah yang mengungkap rahasia itu.
Salah seorang temanku tidak sengaja membaca coretan di Diaryku bahwa aku menyukai Tara. Entah apa yang dia lakukan sehingga Tara kemudian tau hal itu dan dia menjauhiku. Aku sangat menyesal mengapa aku begitu ceroboh meletakkan buku itu di atas meja dan meninggalkannya begitu saja sehingga ada orang lain membacanya. Kini hubunganku dengan Tara tidak lagi seperti kemarin-kemarin, dia terlihat menghindari dan menjauhiku. Aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Apa yang kini harus ku lakukan??Dulu aku masih bisa merasakan indahnya sore hari saat aku dan dia berjalan di taman ditemani dengan rintik hujan dan aroma basah tanah.Sambil bersepeda,kami bercanda gurau saling berceloteh tentang apa saja yang kami temui. “Dasar cerewet ,hahahahaha.Tuhan itu adil ya Cha.”Kayak kamu,walau hidung kamu pesek,tapi mulutmu tetap mancung kok, beda banget sama aku”, ejekmu sambil tertawa puas melihat aku memajukan mulut 5cm ke depan.Yah,walau aku menganggap hal itu sedikit jail,tapi aku masih saja rindu dengan kata-kata jailmu.Kadang malah membuatku menangis. “Kapan aku bisa dengar itu lagi Tar,kapan???”ucapku dalam hati. Aku kangen kamu,aku kangen kamu yang dulu.
Salah seorang temanku tidak sengaja membaca coretan di Diaryku bahwa aku menyukai Tara. Entah apa yang dia lakukan sehingga Tara kemudian tau hal itu dan dia menjauhiku. Aku sangat menyesal mengapa aku begitu ceroboh meletakkan buku itu di atas meja dan meninggalkannya begitu saja sehingga ada orang lain membacanya. Kini hubunganku dengan Tara tidak lagi seperti kemarin-kemarin, dia terlihat menghindari dan menjauhiku. Aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Apa yang kini harus ku lakukan??Dulu aku masih bisa merasakan indahnya sore hari saat aku dan dia berjalan di taman ditemani dengan rintik hujan dan aroma basah tanah.Sambil bersepeda,kami bercanda gurau saling berceloteh tentang apa saja yang kami temui. “Dasar cerewet ,hahahahaha.Tuhan itu adil ya Cha.”Kayak kamu,walau hidung kamu pesek,tapi mulutmu tetap mancung kok, beda banget sama aku”, ejekmu sambil tertawa puas melihat aku memajukan mulut 5cm ke depan.Yah,walau aku menganggap hal itu sedikit jail,tapi aku masih saja rindu dengan kata-kata jailmu.Kadang malah membuatku menangis. “Kapan aku bisa dengar itu lagi Tar,kapan???”ucapku dalam hati. Aku kangen kamu,aku kangen kamu yang dulu.
***
Waktu kelulusan sekolah telah tiba.Tak terasa 3 tahun sudah ku menempuh
pendidikan di SMP ini,sekolah yang begitu banyak menyimpan
kenangan,tembok-tembok yang selamanya akan menjadi saksi bisu perjalanan
cintaku.Tentang aku dan rasa yang selamanya untuk Tara,yang tak akan pernah
mati dimakan oleh waktu.
Setelah
lulus SMP aku meneruskan pendidikanku ke salah satu SMA favorit di kotaku
bersama Gita tentunya. Sedangkan Tara, aku tak pernah tau lagi kabar dan
keberadaannya sekarang. Aku berfikir mungkin kami memang tak berjodoh,mungkin
Tara dan aku memang tak di takdirkan untuk bersama.
***
Ya,dan inilah aku sekarang dengan
bangga memakai seragam putih abu-abu
yang kata orang lebih menyenangkan dari seragam putih biru.Dan aku berharap
agar itu benar.Karena aku capek dibayangi oleh kenangan pahit masa putih
biruku.
Setelah mengerjakan sekian banyak
tugas dan belajar untuk ulangan kimia besok,aku langsung tertidur pulas.Dan
sialnya,aku bermimpi tentang dia. "Tiiiit"suara klakson berbunyi. Aku
berteriak histeris sambil menutup mata ketika sebuah mobil berkecepatan tinggi
melaju ke arahku.
"Kamu tidak apa-apa?"tanya
seseorang padaku.
"Aku tidak a..."bicaraku
terhenti ketika ku lihat orang yang sedang bertanya padaku ternyata adalah
Tara.
"Ta..ta..Tara??"ucapku
terbata-bata.
"heh?Cacha kan?"jawabnya.
Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu Tara lagi. Tara kemudian mengantarku pulang setelah kami saling bertukar nomor handphone.
Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu Tara lagi. Tara kemudian mengantarku pulang setelah kami saling bertukar nomor handphone.
“Cha,bangun nak ntar kamu telat
kesekolah loh,”kata mama membangunkanku.Sambil mengucek-ngucek mata aku
kemudian bangun dan segera mandi. Setelah mandi dan mengganti pakaian aku lalu
turun ke ruang makan untuk makan bersama papa dan mama. “Aku berangkat dulu
ma,”pamitku setelah sarapan sambil mencium tangan mama dan papaku.
***
Jarak
rumah dan sekolahku cukup dekat,sehingga untuk pergi ke sekolah kadang aku
memakai sepeda kalau papa lagi gak bisa mengantar aku.Di perjalanan tiba-tiba
sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi di hadapanku. “Arggghhhh”,aku
terjatuh dan menangis. “Hei…kamu gak apa-apa seorang laki-laki yang tak asing
turun dari mobil yang menabrakku,dari gerak-geriknya sepertinya sudah bukan
orang asing lagi bagiku.Tapi siapa?.Aku tidak dapat melihat jelas
mukanya.Tiba-tiba saja aku tak dapat melihat,sekelilingku terasa gelap
gulita,kepalaku terasa pusing dan akhirnya aku tak dapat mengingat apa-apa
lagi.Satu yang kupastikan aku mengalami De Javu.
“Hai,Cha akhirnya kamu
sadar juga,om tante Cacha udah sadar,samar-samar kudengar suara teriakan khas
suara anak laki-laki memanggil orang yang ia sebut om dan tante.Pelan tapi
pasti kubuka mataku.Setelah cukup sadar untuk dapat melihat dengan jelas,di
depanku terpampang muka cemas mama dan papa dan seseorang yang ada di
sampingku.Cha,kamu udah sadar nak?” kata mama dengan suara parau. “Iya ma,ada
apa dengan ku ma??”jawabku. Maafin aku Cha, tadi aku udah menabrak kamu.Maafin
aku,ya.Kata seorang laki-laki yang baru aku sadari keberadaannya.Dan ternyata
dia adalah Tara.Orang yang selama ini aku damba, “Ta..taara???”ucapku
kaget,samba tersipu malu,kau mengangguk. “Tapi aku gak apa-apa kan??”tanyaku
lagi. “Iya tadi dokter bilang kamu gak apa-apa kok Kirei,”kata papa.Ya, papa
lebih suka memanggilku Kirei ketimbang Cacha,ntahlah akupun tak tau. “Ya
udah,anak mama istirahat dulu ya…”,kata mama sambil mencium keningku. Sambil
tersenyum aku mengiyakan. “Ya udah tante, om
aku juga pulang dulu yah, maaf atas kejadian ini”,ucap Tara dengan penuh
penyesalan. “Iya gak, apa-apa kok nak Tara,anggap saja ini suatu musibah,”jawab
mama. Tara kemudian melihat ke arah aku sambil melemparkan senyum indahnya yang
seakan berkata.Cepat sembuh yah Pesek,aku menyayangimu. Ah, aku mulai berkhayal
lagi. Tapi inilah aku, seseorang yang benar-benar dipenuhi rasa rindu.Jadi,apa
salahnya aku memikirkan hal itu?
***
Hari ini adalah akhir pekan, hari
santai namun tidak bagiku.
"Drtz..drtz" handphoneku bergetar,memaksa aku untuk terbangun dari
tidurku.,. “Nomor baru,siapa ya kira-kira?”ucapku dalam hati.Walau sakit di
kepalaku masih terasa,aku tetap memaksa untu mengangkatnya. “Halo, Cacha?gimana
keadaannya udah baikan”,sahut suara dari dalam telepon. “Mmmm,iya….,Tara
ya??”ucapku ragu-ragu. “Iya, kamu ada waktu gak?aku mau ketemu kamu di taman.”
Perasaanku jadi tak karuan,aku tiba-tiba tak bisa menjawab,sepertinya aku
kehilangan kosakata, untuk menyusun kata ya dan tidak pun sepertinya buatku
begitu sulit. “Cha….?gimana??”,sahut suara di seberang telepon. “Oh iya, aku
akan ke sana”.
“Ok,ku tunggu di taman sekarang”.Kata
Tara. Telepon terputus.
Aku loncat-loncat kegirangan. Segera saja aku ganti baju dan pergi menemui Tara..
Di taman itu.
"Tara mana ya?"gumamku dalam hati.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang.
"Cacha,aku punya kejutan buat
kamu"Suara yang sangat ku kenal.iya,itu suara Tara.
Dia menuntunku hingga ke suatu tempat dan melepas tangannya dari mataku.
Dia menuntunku hingga ke suatu tempat dan melepas tangannya dari mataku.
Seakan tidak percaya dengan apa yang
baru saja ku lihat,aku mengucek-ngucek mataku.
Dan ternyata aku tidak menghayal, di
sekelilingku terdapat banyak lilin dan Tara, ia tersenyum manis padaku.
"Cacha, aku ingin mengakui sesuatu. Aku minta maaf selama ini aku nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. Sebenarnya dari dulu aku sayang sama kamu tapi aku gak bisa ungkapin semua itu karena aku takut bakal nyakitin kamu. Dan sekarang kita ketemu lagi, aku yakin kalau aku bener-bener sayang sama kamu dan takdirlah yang mempertemukan kita.
"Cacha, aku ingin mengakui sesuatu. Aku minta maaf selama ini aku nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. Sebenarnya dari dulu aku sayang sama kamu tapi aku gak bisa ungkapin semua itu karena aku takut bakal nyakitin kamu. Dan sekarang kita ketemu lagi, aku yakin kalau aku bener-bener sayang sama kamu dan takdirlah yang mempertemukan kita.
“Cacha,maukah kamu menjadi bagian
dari hidupku dan temani aku hingga masa tuaku?"
"Tara... Aku juga sayang sama
kamu."
"jadi,kamu mau?"
"iya,aku mau"
Aku sangat bahagia mendengar ucapan Tara. Tara menyatakan cinta padaku, Mataku berkaca-kaca,aku tak dapat menahan haru.Aku memeluknya,sangat erat.Hingga kurasakan aroma tubuhnya. “Tara??” ucapku lirih. “Kenapa sayang?”jawab Tara. “Aku kangen kamu, kangen kita yang dulu,”
Aku sangat bahagia mendengar ucapan Tara. Tara menyatakan cinta padaku, Mataku berkaca-kaca,aku tak dapat menahan haru.Aku memeluknya,sangat erat.Hingga kurasakan aroma tubuhnya. “Tara??” ucapku lirih. “Kenapa sayang?”jawab Tara. “Aku kangen kamu, kangen kita yang dulu,”
Mataku sembab tak dapat menahan air
mata. “Iya, aku juga kangen kamu, kangen kita yang dulu, aku kangen sama aroma
basah tanah, aku kangen sama suara cemprengmu dan aku kangen sama hujan”. Tara
tersenyum lalu berbisik, “Kapan kita bisa main hujan- hujan lagi?aku kangen.”
………………..
………………..
Karya : Tryse Rezza Biantong
Kelas : XII IPA 2
Sekolah :SMA 1 Rantepao