Mungkinkah hanya kebetulan saja atau karena keinginan sang Khalik,kita dapat
bertemu hari itu.Rencananya aku mau pergi ke gereja untuk katekisasi,tapi
kuurungkan niatku itu hanya karena melihat mama,papa,dan adekku yang mau ke
kampung.Lantas akupun ikut.Tak ada yang mengira kita dipertemukan lagi
ditempatku mengenal kamu lebih dekat dulu dan membuatku untuk membuat keputusan
konyol itu,Yaa kampung.Satu yang ku tak tau mengapa,kali ini aku melihatmu
dengan tatapan kosong,heran,dan dengan jantung yang bergoyang-goyang melebihi
kecepatan dentungan bell,mendobrak-dobrak dadaku ,membuat nafasku
terengah-engah seperti orang asma.Aku diam terpaku,aku tak bisa berkata
apa-apa.Kau mulai mendekatiku.Membuat jantungku semakin berdenyut keras.Jarak
antara aku dan kamu semakin dekat,10,5,3 dan akhirnya jarak antara aku dan kamu
sekarang 1 meter.Kamu mulai
menatapku,entah kenapa waktu itu aku tak berani menatapmu,padahal sebelumnya
menatapmu adalah hal yang biasa bagiku.Kamu mulai menyunggingkan bibirmu sampai
membentuk seyuman yang begitu indah bagiku.Senyuman yang selama ini membuatku
tersipu malu,senyuman yang selama ini membuat pipiku memerah,senyuman yang
sangat aku rindukan dan nanti-nanti sejak saat itu.Dan kini aku melihat itu
lagi,aku merasa damai ,yaa sangat damai.Aku sadar bahwa bagaimanapun aku
mencoba melupakan semua tentangmu,itu tak akan pernah terjadi.Mungkin karena
semua tentangmu selalu tersimpan apik di memori otak kananku ini.Kau lantas
menarik tanganku dan membawaku berjalan-jalan.Pikiranku masih kosong,tak
percaya bahwa sekarang dia benar-benar ada di depanku.Orang yang selama ini aku
doakan ,benar-benar telah menggenggam tanganku lagi.Aku masih tak bisa berkata
banyak,masih banyak ilusi-ilusi dan beribu-ribu pertanyaan yang belum sempat
dijawab oleh pikiranku.Aku mulai senang dengan semua ini,hal yang paling
kuingat ketika kamu mencoba membantuku untuk melewati pematang sawah itu,tapi
yang terjadi kakimu malah masuk ke kubangan lumpur.Aku tertawa lepas,kamu mulai
cemberut manja dan mengatakanku jahat
karena menertawaimu.Sambil tertawa aku
mengatakan maaf padamu,lalu ku tarik tanganmu mencoba mengeluarkanmu
dari lumpur itu,dan kubantu kau membersihkan sisa kotoran lumpur dari
kakimu.Kita mulai berjalan lagi menuju sebuah batu besar.Kamu lantas membantuku
untuk naik kebatu itu dan akhirnya kita sama-sama diatas,merasakan sejuknya
udara disana dan hembusan angin serta hangatnya mentari sore.Aku mulai duduk
bersila dan kamu mulai duduk dan menekuk kakimu.Kamu mulai melirikku dan
menyebut namaku.Membuat perasaanku sedikit waswas.Lalu melanjutkannya,katamu
“Sekarang bagaimana perasaanmu padaku,masih seperti dulu kah?”Aku tak tau mau
jawab apa, “aku tak boleh bohong,”pikirku.Kemudian aku mulai menceritakan semua
yang selama ini kurasakan,tentang gundah gulanaku saat aku kembali terpikir
olehmu,tentang postingan di blog-blogku yang hampir semua berisi kisah
tentangmu dan doa-doa yang selalu kupanjatkan pada Tuhan agar tetap
menjagamu.Kamu mulai tertawa renyah dan menatapku dalam sampai aku tak sanggup membalas tatapan itu.Kamu mulai berkata lagi,
“Ku kira bagi kamu aku sudah tak berarti lagi,ku kira kamu sudah melupakan
aku”.Mataku mulai berkaca-kaca,dan berusaha mengalihkan pandanganku darimu,agar
kau tak tau kalau hatiku sedikit sesak mendengarnya.Kucoba untuk mengontrol
emosiku,tapi entah bagaimana air mata ini meledak juga.Kamu lalu menghapus air
mataku,dan mengecup keningku agar aku tenang.Aku mulai tenang dan meminta maaf
telah mengecewakanmu,aku meminta maaf
akan perbuatanku dulu yang terlalu bodoh,yang sangat melukai hatimu juga hatiku
sendiri.Aku tak bisa menjelaskan secara detail kepadanya tentang hal yang sudah
kulakukan serta kenapa dan bagaimana diriku begitu menyesal akan hal
itu.Mungkin Cuma air mata ini yang bisa menjelaskan kepadanya. Kamupun berdiri
dihadapanku dan menarik tanganku agar aku ikut berdiri.Kamu lalu neghapus air
mataku lagi dan mengatakan bahwa kamu mengerti tentang sikapku dulu padamu.Kamu
mengerti bahwa aku belum terlalu dewasa akan hal itu.Kamu lalu menarik tubuhku
dan memelukku.Aku lantas menutup mata,untuk sekejap aku merasakan harum
tubuhmu,yang akan selalu mengingatkanku padamu.Lantas kamu berbisik,kamu masih
mencintaiku??Aku mengangguk sekenanya,kamu lalu bertanya lagi,Kamu mau
menungguku?sesaat aku terdiam,belum ada respon yang aku tunjukkan.Aku mulai berdoa,kamu
lalu melepaskan pelukanmu dari tubuhku dan mencoba bertanya lagi untuk
memastikan apakah tadi aku mendengarnya atau tidak,aku lalu menjawab,Aku akan
menunggumu dan percaya padamu kalau kamu juga percaya padaku,kamu lalu
mengangguk dan memelukku sekali lagi dan mengucapkan terimakasih atas
keputusanku itu.Kamu lalu mengajakku pulang dan aku mengiyakan.Di tengah
perjalanan kamu lalu mengatakan lagi bahwa hari Selasa kamu sudah pulang,aku
mulai sedih lagi,tapi kau berusaha untuk menghiburku.Kamu berjanji akan selalu
menghubungiku.Diperjalanan pulang,untuk sejenak aku berpikir, Yaa Tuhan aku
mengalami “DEJAVU” sepertinya ini pernah kualami sebelumnya tapi dalam
mimpi.Dan karena ini,aku mulai sadar bahwa Tuhan akan selalu mendengar doamu
jika kamu betul-betul memintanya dengan setulus hatimu.Terimakasih Tuhan,Kau
betul-betul mempertemukan kami kembali.
Selasa, 12 Februari 2013
Jumat, 08 Februari 2013
not the sun,not the rain
Matahari tak pernah menyembunyikan cahaya. Tak pernah hanya menyinari orang-orang baik lalu menutup diri kepada orang-orang jahat. Ia memberi energi agar tumbuhan bisa berfotosintesis, bahkan kepada yang tidak membutuhkannya. Tapi, pernahkah ia tahu kalau ia berkontribusi terhadap kekeringan yang terjadi di mana-mana? Pernahkah ia berpikir kalau energinya yang berlebihan membuat klorofil tak lagi hijau?
Hujan tak pernah memilih. Tak pernah hanya mengisi sumur-sumur orang baik lalu membiarkan sumur-sumur orang jahat kering sepanjang masa. Ia menjadi sumber makanan bagi semua tumbuhan, bahkan bagi kaktus yang tak butuh terlalu banyak air. Tapi, pernahkah ia tahu kalau seseorang telah kehilangan pekerjaannya karena lupa mengangkat cucian yang kehujanan? Pernahkah ia peduli ketika seseorang diputuskan pacarnya hanya karena membatalkan janji kencan dengan alasan hujan?
Matahari mungkin tak salah. Hujan mungkin tak keliru. Mereka hanya memberi apa yang mereka punya. Sesuatu yang barangkali mereka anggap cinta dan kasih sayang. Tapi, kau bukan matahari, bukan pula hujan. Kau manusia yang punya akal, logika, dan perasaan. Cintamu barangkali analog dengan cinta matahari dan hujan kepada bumi, namun tetap saja kau bukan matahari, bukan pula hujan.
Jumat, 01 Februari 2013
Traditional dance
Pada tanggal 15 January kemarin kita ada job buat bawain tari tradisional toraja di restoran bambuden makassar pada pernikahan kak serly dan kak fery.Awal masuk ke resto itu,saya merasakan ada yang aneh sampai2 pas udah masuk semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke kami.Cek per cek ,ohh ternyata dia suka sama randing yg kami pake.Trus acara pun dimulai, wowww.... suasana itu merangsang detak jantungq yang semakin cepat.Akupun coba menenangkan diri.Waktunya kami tampil,detak jantungq semakin memacu.Aku mencoba untuk sesenyum mungkin,menyembunyikan rasa gugupku, mencoba untuk tetap santai dan bisa menghibur.Selesai nari kita semua di beri uplouss..Tiba-tiba saya kebelet pipis,kita ber6pun masuk ke WC,ternyata oh ternyata WCnya tdk seperti yg aku bayangin, indah banget.Kita serasa ada di ruangan emas.dua cowok(jois dan randy)tidak malu" buat masuk ke WC cewek cuman buat foto-foto bareng.Saking sibuknya gifo saya sampai-sampai lupa tujuan utama masuk toilet.hahahaha
Langganan:
Postingan (Atom)